Jumat, 06 Maret 2009

SBI

Sekolah Berstandar Internasional, Apa itu ?, Inggris, Amerika ataukah Etiopia?!


Kurangnya kepekaan, kemandirian, dan tanggungjawab telah membutakan kita pada wawasan masa depan sendiri yang sangat penting untuk mencermati cermin tentang kekuatan sendiri. Ketidakpercayaan diri telah menjadikan kita percaya bahwa kita adalah bangsa tidak berkelas dan tidak mampu melihat besarnya potensi yang dimiliki. Budaya adopsi acuan wawasan masa depan bangsa lain atau kedunguan yang sok modern sangat mudah menggiring pemikiran menggunakan secara mentah-mentah acuan pengembangan wawasan masa depan bangsa lain yang sarat dengan kepentingan mereka. Tanpa disadari kita sebenarnya menyerahkan kedaulatan untuk dijajah oleh pihak luar, dalam hal ini kepentingan konglomerat antar bangsa (Emil Salim, 1989). Penjajahan politik, budaya, ekonomi adalah sama fatal dampaknya dengan penjajahan klasik bersenjata, dimana bangsa yang dijajah kehilangan kemampuan berpikir mandiri.


Standardisasi pendidikan mengacu pada sekolah internasional dari aspek cita-cita terutama akselerasi pemahaman sains teknologi sangat bagus, tetapi percepatan perubahan atau pengubahan sosok sekolah untuk bisa disetarakan dengan mereka apa mamfaatnya. Untuk apa kita ingin menyetarakan diri apalagi menidentikkan diri dengan mereka. Pendidikan kita tidak akan pernah sama dengan negara manapun. Kalau itu terjadi, sama artinya dengan kita telah kehilangan jati diri sebagai bangsa. Pendidikan kita mengemban pengembangan masyarakat modern yang bernafaskan Pancasila (berjati diri pada nilai-nilai luhur bangsa). Warna pendidikan kita mestinya dibangun menurut wawasan masa depan kita. Kerja sama dengan lembaga pendidikan asing sangat bagus untuk peningkatan aspek tertentu untuk peningkatan kualitas pada sosok pendidikan kita yang sudah ada, tanpa harus membangun sosok yang oleh “orang awam indonesia” dipandang sebagai suatu maskot keunggulan yang membabibuta, yang akhirnya tergelincir pada sikap tidak percaya diri kepada kemampuan bangsa sendiri. Benih kepunahan bangsa berangkat dari pemikiran-pemikiran seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar